Pj Walikota Palembang, A. Damenta, secara resmi Melaunching Lawang Borotan sebagai Destinasi Wisata Berbasis Sejarah dan Budaya di Kota Palembang

30 views

Palembang: Pembacaan syair perang Menteng dan teaterikal keberangkatan Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II) dalam pengasingan di Ternate menjadi penampilan perdana dalam rangkaian kegiatan launching Lawang Borotan. Penampilan ini dimainkan oleh Komunitas Batang Hari (Kobar) 9.

 

Lawang Borotan, pintu bagian barat dari Benteng Kuto Besak, memiliki sejarah penting karena menjadi pintu yang dilewati saat melepas kepergian SMB II ke negeri pengasingan di masa penjajahan Belanda. Pj Walikota Palembang, A. Damenta, secara resmi melaunching Lawang Borotan sebagai destinasi wisata berbasis sejarah dan budaya di Kota Palembang pada Jumat, 25 Oktober 2024. Lawang Borotan yang memiliki nilai sejarah ini diharapkan dapat mewariskan rasa kepatriotan perjuangan SMB II dalam melawan penjajah.

 

Dalam kesempatan ini, Pj Wali Kota A. Damenta menyebutkan bahwa Lawang Borotan, Kantor Ledeng, dan Gedung Kesenian akan menjadi destinasi wisata yang terkoneksi.

 

“Dengan mengucap bismillah, launching Lawang Borotan sebagai destinasi wisata berbasis sejarah dan budaya resmi saya buka. Semoga ini mendapatkan berkah dan kembali menjadikan Palembang yang bisa mendunia,” ujarnya.

 

Peresmian ini menandai awal dimulainya revitalisasi kawasan Lawang Borotan. Revitalisasi ini diagendakan selesai dalam satu bulan ke depan dan akan menjadi destinasi wisata di Kota Palembang.

 

“Perbaikan dan mempercantik area ini membutuhkan waktu sekitar satu bulan. Mudah-mudahan akhir November sudah selesai sehingga menarik dan tetap menjaga sejarahnya,” ujarnya.

 

Pj Walikota juga berpesan kepada sejarawan, budayawan, serta pegiat seni agar diadakan penampilan teatrikal di Lawang Borotan secara berkala. Ia menjelaskan bahwa Pemkot Palembang tidak bisa bekerja sendiri, sehingga akan mengajak stakeholder terkait, termasuk BUMN dan BUMD, untuk membantu mengembangkan wisata dan perekonomian masyarakat.

 

“Jadi ini semua kami persembahkan untuk masyarakat Palembang khususnya dan masyarakat Sumbagsel, dengan harapan bisa mendongkrak UMKM dan sejarah tetap terjaga,” harapnya.

 

Acara ini juga meliputi dialog tentang sejarah Lawang Borotan bersama Pj Walikota, Sultan Mahmud Badaruddin IV Fawas Diraja, ketua Kobar 9 Vebri Al Lintani, Igbal Rudianto sebagai ketua Dewan Kesenian Sumatera Selatan (DKSS), dan sejarawan Kemas Ari Panji.

 

Dalam dialog singkat, sejarawan Kemas Ari Panji menjelaskan bahwa nama Lawang Borotan berasal dari kata “buri” dalam bahasa Palembang, yang berarti belakang.

 

“Borotan itu ternyata berawal dari kata buri, artinya belakang. Dalam perkembangannya, kita paham bahwa Lawang Borotan adalah pintu belakang dari Keraton Kuto Besak,” ujarnya.

 

Ia juga menjelaskan bahwa Keraton Kuto Besak cukup populer, namun setelah diambil alih, namanya diubah menjadi Benteng Kuto Besak (BKB).

 

“Padahal dalam catatan sejarah ada empat keraton di Palembang, namun semua hancur dan yang masih tersisa adalah Keraton Kuto Besak, atau sekarang disebut Benteng Kuto Besak,” tutupnya.

Author: 
    author

    Related Post