Lampung merupakah provinsi dengan penghasil jagung terbanyak ketiga di Indonesia. Ini disebabkan oleh faktor geografis yang membuat jagung bisa tumbuh dan berkembang dengan subur di tanah Lampung. Sehingga, banyak petani mengambil jagung sebagai varietas yang ditanam bahkan menjadi komoditas lokal.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Lampung (Unila) periode satu 2024, berhasil melihat peluang yang bisa membuka kesempatan untuk berinovasi. Mereka berhasil membuat produk primer dari hasil tani jagung, yang merupakan komoditas lokal di Kampung Banjar Sakti, Kecamatan Gunung Labuhan, Kabupaten Way Kanan.
Tepung jagung bisa menjadi pengganti tepung tapioka sebagai bahan pengental dalam olahan makanan. Inovasi ini berhasil diciptakan kelompok KKN yang terdiri dari, Nyoman Yogi Sukarya, Yolanda Sabrina Putri, Ria Isnaini, Azan Salsabila, Aulia Dhizalifa, Diaswara Satria Dirgantara, Rofiqkur Rokhim, serta diayomi Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Dr. Roslina, S.E., M.Si.
Jagung tua atau kering merupakan kriteria dalam pembuatan jagung menjadi tepung jagung. Prosesnya diawali dengan pemipilan jagung dari bonggol nya, kemudian dicuci dan dijemur kurang lebih dua sampai tiga jam dibawah sinar matahari, selanjutnya digiling hingga halus.
Yang terakhir penyaringan untuk memisahkan tepung jagung yang kasar dan halus. Tepung jagung ini nantinya bisa diolah kembali menjadi produk olahan seperti dodol jagung, puding jagung, tortila jagung dan juga tentu saja bisa dijadikan pengganti tepung tapioka.
Setelah berhasil membuat tepung jagung, KKN Unila juga menghasilkan produk sekunder, salah satunya puding jagung. Program kerja yang dibuat kelompok KKN Unila merupakan bentuk dorongan agar masyarakat Kampung Banjar Sakti bisa memperluas ide dalam memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada.
“Harapan saya bisa terus dijalankan dan dimanfaatkan oleh warga setempat,” ujar Mesi Triyani, selaku Kepala kampung sekaligus anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Kampung Banjar Sakti, Senin, 22 Januari 2024.
Sosialisasi dan praktik pembuatan tepung jagung serta puding dibuka Koordinator Desa, pemaparan materi dilakukan Mahasiswa KKN dan rangkaian kegiatan ditutup kembali oleh Koordinator Desa.
“Semoga dapat Memberikan peluang usaha dan meningkatan pendapatan bagi masyarakat, terutama bagi para petani jagung, mendorong pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) sebagai solusi pengolahan produksi tepung jagung,” pungkas Nyoman Yogi Sukarya, salah satu mahasiswa KKN Desa Banjar Sakti.
Program KKN Unila diharapkan bisa menjadi gerbang pembuka atau jembatan penyambung ide dan solusi yang bisa memajukan daerah setempat. Sehingga pemerataan di Indonesia bisa dapat dirasakan oleh semua warga dimanapun daerahnya. [Magang_Niken Nurhadz Febriyani]