Tanjung Raja — Ogan Ilir-Sumsel — Sidakpost.co.id,- Gawat, di baru pertama kalinya di OI, Diduga pasien covid-19 warga Keluruhan Tanjung Raja Barat, Kab. Oi, Prov. Sumsel ” di pulangkan oleh pihak RSUD BARI Prov. Sumsel hanya pakai angkutan umum tanpa pemberitahuan oleh tim gugus covid-19 kab. Oi dan pasien tanpa ada satupun surat keterangan kesehatan dari pihak BARI dan lainya sebagainya.
Diceritakan pasien Anang (56) warga kelurahan tanjung raja barat dengan pilunya saat dikomfirmasi kediamannya kepada Sidakpost.co.id, Minggu (14/06),
Semua cerita tentang Saya yang positif virus Corona itu tidaklah benar. Pihak rumah sakit di Palembang menyatakan bahwa saya tidak terkena covid-19 melainkan hanya mengidap penyakit paru-paru.
“Pada saat Saya dijemput itu, lalu dibawa ke Palembang dan dirawat di RS BARI dari tanggal 24 Mei sampai 13 Juni 2020 Kemarin. keluarga saya menelepon pihak rumah sakit menanyakan saya (pak Hasan) sudah boleh pulang apa belum. pihak RS memperbolehkan saya pulang ” lalu saya langsung disuruh menimbang BB dan mereka memberi arahan petunjuk jalan keluar dari RS dan sayapun pulang sendiri naik angkutan umum”, bebernya menceritakan.
Lanjutnya, menceritakan ke watawan Sidakpost.co.id, Saya tidak senang telah dituduh terkena Corona ” padahal itu tidaklah benar karena kejadian ini mematikan mata pencaharian saya, (pedagang bensin eceran). sebab orang orang menjadi takut mendekati saya dan keluarga saya. “kami makan apa” kalau saya tidak berjualan,” ujarnya Anang sedih karna diperlakukan kurang manusiawi oleh pihak RS BARI.
Kepada Bupati, kami mohon kiranya bisa memberikan bantuan, karna saya merasa dirugikan di tuduhan Corona saya merasa sangat dirugikan. Selama saya di RS ” saya tidak dirawat, hanya diberi pil saja, saya merasa diabaikan di sana dan atas kejadian ini keluarga saya yang menjadi korbannya,saya tidak terima”, ungkapnya sedih kepada Sidakpist.co.id.
Ketua BPBD OI Jamhuri, via whatsappnya mengatakan, Itulah yang membuat Tim PSC Induk Gugus herankan, kanapa tidak adanya menghubungi kita. Kalau sebelumnya menghubungi kita, jadi bisa kita jemput dan antarkan dirumah ” segaligus menjelaskan ke pihak keluarga pasien,ujarnya.
“kata Jamhuri, sekarang masih dalam pendalaman Tim Gugus.
Hal ini diduga pasti ada yang tersirat “Kab. Kito Oi jadi yang jahatnya. Yang jelas, kalau pasien sembuh, pastilah kita jemput dengan kendaraan kita”, kata Jamhuri.
Sementara, Dirut RSUD BARI Sumsel Dr. Hj. Makiani, SH, MM, melalui Staf RSUD BARI Abu Naim dikonfirmasi divia whatsppnya membalas dengan sinisnya dan mengejek, Maaf dulur wartawan mano ” Siapo namonyo, koran mano, ado baiknya lampirkan kartu pengenalnya, Siapo namo pasien.
“apo tau positif dari mano ?” apo sudah ado hasilnyo dan Kapan kejadiannyo??.
Dan dukung fakta yang ado. 5.W 1 H. Aku kerja di RSUD, pegawai biasa, bukan medis.
Kalau mau jelas entar aku teruskan ke yang berwenang, Makasih”, ujarnya terkesan pura pura enggak mengetahui.
Sementara itu, Direktur RSUD Ogan Ilir, Dr. Roretta Arta Guna saat di konfirmasi via Whatsppnya mengatakan, Yang jemput pasien dari rumah ke RSUD bukan kami tapi Publik Septi Center (PSC) Dan pasien yang pulang sembuh dari RS BARI tidak dikoordinasikan ke kami lagi.” untuk saat ini sedangkan kami berkoordinasi ke RS BARI,(Mintak tolong jangan memojokkan rs Bari,,?!?),”singkatnya Roreta Dirut RSUD OI ke Sidakpost.co.id.
Sedangkan Jubir Tim gugus Covid-19 Kab. Oi Wahyudi Wibowo saat dikonfirmasi baik di via Wa mengatakan, Dapat kami informasi bahwa pasien PDP Hasanudin umur 55 th alamat Tj. Raja barat, pulang dari RS BARI Palembanf ke Tanjung Raja naik angkutan umum (Tampa surat ket.Covid 19).
“Berdasarkan laporan, Lurah Tj Raja barat dan Puskesmas Tj Raja .
Timgus covid-19 Kab.OI melalui Dinas kesehatan dan RSUD OI, sedang melakukan komfirmasi dengan RS BARI PLG, tentang kejelasan status pasien PDP kita” katanya.
Timgus Kab. OI telah meminta Timgus dan Posko Kec. Tj. Raja untuk menyampaikan kepada keluarga pasien ” Sementara menunggu kejelasan status yang bersangkutan untuk isolasi mandiri dulu.
“melalui Dinas Sosial untuk mengambil langkah langkah yang di anggap perlu mengantisipasi dampak ekonomi bagi pasien,” ujar wibowo Timgus Jubir OI.